Oleh: Tresna tulus Hadi & Yudi Wili Tama

Ibnu Malik Berkata:
كلامنا لفظ مفيد كاستقم # واسم وفعل ثم حرفن الكلم
“Kalam kita adalah lafaz yang berfaidah seperti kalimat ‘istaqim’ # sedangkan kalim adalah kontruksi isim, fi’il dan huruf”

Penjelasan:
Dalam bahasa arab kalimat mempunyai dua makna yaitu kalam atau jumlah. Bentuk sederhana kalimat dalam bahasa arab merupakan kesatuan dari pada Isnadiyah (musnad dan Musnad Ilaihi) atau subjek dan predikat yang memberikan makna secara penuh.

Contoh:
يعلم الله

Frasa يعلم merupakan musnad yang diambil dari fi’l atau predikat verba, sedangkan frasa الله menjadi musnad ilaihi atau subjek.

تلك أمة
Kata تلك merupakan musnad ilaih atau subjek berbentuk isim isyarah atau promina demonstratif (kata penunjuk), dan kata أمة merupakan musnad atau predikat.

Kalam juga bisa terkontruksi dalam bentuk نسبة الإسناديةnisbah al-isnadiyah, yaitu persatuan antara عمدة الجملة ‘Umdatu-l-jumlah atau pokok klausa dan فضلة الجملة fadhlatu-l-jumlah atau klausa pelengkap.

Yang dimaksud dengan عمدة الجملة’Umdatu-l-jumlah adalah musnad dan musnad ilaihi itu tersendiri, berikut pemaparannya:
A. Musnad (predikat) : fi’il dan khobar
B. Musnad ilaihi (subjek) : fa’il dan Mubtada

Sedangkan yang dimaksud dengan فضلة الجملة fadhlatu-l-jumlah adalah klausa pelengkap, diantaranya:
A. Mansubat
B. Majrurat
C. Tawaabi’
Dimana ketiganya akan ada penjelasan sendiri.

Contoh:
ختم الله على قلوبهم
Frasa ختم الله sebagai ‘umdatu-l-jumlah, sedangkan frasa على قلوبهم sebagai fadhlatu-l-jumlah daripada majrurar.

Dalam bahasa arab juga ada kontruksi frasa yang disebut kalim, dimana terdiri dari isim, fi’il, dan huruf namun tidak ada unsur isnad di dalamnya, artinya hanya kumpulan kata saja, contoh:
مالك يوم الدين
Kata مالك merupakan isim na’t dari frasa sebelumnya, kata يوم berbentuk mudhof, dan frasa الدين berbentuk mudhof ilaihi. Disini kita tidak mendapatkan musnad yang berfungsi sebagai subjek.

Dalam bahasa arab juga ada yang dikenal dengan istilah التركيب at-tarkib. Yaitu cara yang digunakan oleh isim, fi’il dan huruf dalam pembentukan kalam (kalimat) atau kalim (frasa). Denga perincian sebagai berikut:
A. Isim: bisa menjadi musnad (subjek) dan musnad ilaihi (predikat)
B. Fi’il: hanya bisa menjadi musnad ilaihi (predikat)
C. Huruf: tidak bisa menjadi isnadiyah, karena kedudukannya hanya sebagai pelengkap.

Wallahu a’lam

#اللغة العربية